1. Pengertian pertumbuhan ekonomi
Istilah pertumbuhan ekonomi dipakai untuk menggambarkan terjadinya pertumbuhan atau perkembangan ekonomi dalam sebuah negara. Suatu negara kadang mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat dan kadang mengalami perumbuhan yang pesat.
Indikator yang dipakai untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yakni tingkat pertumbuhan PDB. Pertumbuhan ekonomi sebuah negara sanggup dilihat dari peningkatan dibidang ekonomi, misalnya bertambahnya fasilitas perekonomian seumpama jalan, pasar, berdirinya pabrik-pabrik baru, peningkatannilai ekspor, perbaikan terusan irigasi sehingga mendukung peningkatan income masyarakat.
2. Faktor yang menghipnotis pertumbuhan ekonomi
Mengapa sebuah ekonomi meningkat dengan segera tapi ekonomi yang lain tidak berkembang?. Banyak faktor yang sanggup mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain;
a. Tanah dan kekayaan alam lainnya.
b. Jumlah dan kualitas dari penduduk dan tenaga kerja
c. Barang modal
d. Teknologi
3. Pengukuran pertumbuhan ekonomi
Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi diukur dengan PDB. Nilai PDB yang dipakai untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yakni PDB menurut harga konstan (PDB riil), lantaran imbas pergantian harga atau inflasi sudah dihilangkan. Pengukuran pertumbuhan ekonomi kebanyakan dijalankan dalam kurun waktu triwulanan dan tahunan. Cara menjumlah tingkat pertumbuhan ekonomi selaku berikut:
1. Jika laju pertumbuhan ekonomi dijumlah cuma utnuk satu periode sanggup dijumlah menurut rumus:
Keterangan:
r = Pertumbuhan ekonomi
t-1 = Pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya
t = Pertumbuhan ekonomi tahun ini
PDBt = PDB tahun ini
PDBt-1 = PDB tahun sebelumnya
2. Jika laju pertumbuhan ekonomi yang dijumlah pada periode yang lebih panjang (lebih dari satu tahun) mesti menjumlah tingkat pertumbuhan per tahun terlebih dahulu lalu kemudian dirata-ratakan dengan rumus Compounding factor:
tn = to (1 + r) n – 1
r=Laju pertumbuhan ekonomi rata-rata setiap tahun
n =Jumlah tahun (dihitung mulai dengan hingga dengan)
tn= Tahun terakhir periode
to=Tahun permulaan periode
(1 + r) n – 1=Mencerminkan compounding factor
4. Teori Pertumbuhan Ekonomi.
Teori Pertumbuhan Klasik
Teori ini dipelopori oleh Adam Smith, David Ricardo, Malthus dan John Stuart Mill. Menurut teori ini perumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor yakni jumlah penduduk, jumlah barang modal, luas tanah dan kekayaan alam serta tekhnologi yang digunakan. Mereka lebih meletakkan perhatiannya pada imbas pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi. Mereka mengasumsikan luas tanah dan kekayaan alam serta teknologi tidak mengalami perubahan. Teori yang menerangkan keterkaitan antara pendapatan perkapita dengan jumlah penduduk disebut dengan teori penduduk optimal. Menurut teori ini pada awalnya pertambahan penduduk akan menyebabkan peningkatan pendapatan perkapita. Namun kalau jumlah penduduk terus bertambah maka aturan hasil lebih yang makin menyusut (law of diminishing returns) akan menghipnotis fungsi buatan yaitu produksi marjinal akan mengalami penurunan, dan akan menenteng pada kondisi pendapatan perkapita sama dengan buatan marjinal. Pada kondisi ini pendapatan perkapita meraih kondisi yang maksimal. Jumlah penduduk pada waktu itu dinamakan penduduk optimal. Apabila jumlah penduduk terus bertambah melampaui titik optimal, maka pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan penurunan nilai pertumbuhan ekonomi.
Teori Pertumbuhan Harrod-Domar
Teori Harrod-Domar yakni perkembangan pribadi dari teori makro Keyness jangka pendek menjadi sebuah teori makro jangka panjang. Aspek utama yang dikembangkan oleh teori Keyness adalah faktor yang menyangkut peranan investasi (I) dalam jangka panjang. Harrod – Domar menyaksikan imbas investasi dalam rentang waktu yang lebih panjang. Menurut kedua ekonom ini, pengeluaran investasi (l) tidak cuma mempunyai imbas terhadap ajakan agregat (Z), tapi juga terhadap penawaran agregat (S) lewat pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Dalam perspektif waktu yang lebih panjang ini, l memperbesar stok kapital. Makara l = ΔK, dimana K yakni stok kapital dalam masyarakat. Ini memiliki arti pula peningkatan kapasitas buatan masyarakat.
Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Robert Solow dan Trevor Swan membuatkan versi pertumbuhan ekonomi yang sering disebut versi pertumbuhan neo-klasik. Model Solow- Swan memusatkan perhatiannya terhadap bagaimana pertumbuhan penduduk, kapital, pertumbuhan tekhnologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan ekonomi. Ada 4 asumsi yang melandasi versi neo-klasik :
a. Tenaga kerja (L), berkembang dengan laju tertentu, misalnya p per tahun
b. Adanya fungsi buatan Q= F (K,L) yang berlaku bagi setiap periode.
c. Adanya kecenderungan menabung oleh masyarakat.
d. Semua simpanan penduduk diinvestasikan S = I = ΔK
Teori Pertumbuhan Schumpeter
Schumpeter berpendapat bahwa motor penggerak perkembangan ekonomi yakni sebuah proses yang ia beri nama penemuan dan pelakunya yakni para inovator. Menurut Schumpeter, yang lebih menawan dan lebih penting yakni peningkatan output yang bersumber dari perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi yakni peningkatan output yang disebabkan oleh inovasi yang dijalankan oeh para wiraswasta.
Inovasi mempunyai tiga pengaruh, yang pertama yakni diperkenalkannya teknologi baru, yang kedua, penemuan mengakibatkan laba lebih yang ialah sumber dana penting bagi akumulasi kapital. Yang ketiga, penemuan akan disertai oleh timbulnya proses imitasi.
Menurut Schumpeter ada lima (5) macam kegiatan yang tergolong sebagai inovasi, yaitu: Diperkenalkannya produk baru yang sebelumnya tidak ada., Diperkenalkannya cara berproduksi baru, Pembukaan daerah-daerah pasar baru, Penemuan sumber-sumber materi mentah baru, Perubahan organisasi industri sehingga mengembangkan efisiensi industri.
Sumber https://www.gurupertama.com/