Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Trimurti, Kunci Keberhasilan Penemuan Berkesinambungan

pic: posterlounge
Inovasi diyakini sebagai penyelamat keberlanjutan bisnis. Namun di sisi lain, juga dinilai sebagai tindakan yang penuh risiko. Clayton Christensen, "guru" disrupsi menyatakan bahwa dari 30.000 produk gres yang dirilis oleh perusahaan existing, 80% diantara gagal. Hingga ketika ini, penemuan yaitu paradoks.

Membaca Three-Box Solution sangat mencerahkan. Petualangan kreatif penuh kejutan spiritual. Buku karangan Vijay Govindarajan yang mengajarkan 3 prinsip dasar penemuan yang disarikan dari konsep Trimurti, sekaligus menyingkap, mengapa penemuan gagal. Baginya, inovator yaitu pelebur/ penghancur, pencipta, dan pemelihara. Tiga tugas yang disimbolisasi melalui Dewa Siwa, Brahma, dan Wisnu. Tiga tugas yang berselaras menjaga keseimbangan semesta. Demikianlah idealnya proses inovasi, khususnya untuk perusahaan mapan.

1. Prinsip Melebur (Self-Disruption)
Inovasi yaitu perihal "menghancurkan" hal-hal yang sudah tidak lagi relevan. Pakar bisnis menyebutnya dengan istilah self-disruption. Kita sedang memasuki kurun Revolusi Industri 4.0 yang membangun dan dibangun oleh teknologi, generasi, dan peradaban baru.  Salah satu kegagalan menjaga sustainability yaitu kegagalan menyadari dan mendapatkan bahwa contoh bisnis lama sudah tidak lagi sesuai lanskap masa kini. Memang perlu jembaring ati. Sejarah untuk dihormati dan dipelajari, bukan untuk terus diglorifikasi tanpa upaya kemajuan. Kematian yaitu awal kehidupan. Keberanian untuk mendisrupsi diri akan menginspirasi inovasi. Peleburan akan menemukan jalan penciptaan keseimbangan baru. 

2. Prinsip Mencipta (Value-based Creation)
Tugas kedua inovator yaitu membuat hal yang lebih baik, dalam hal produk, sistem, atau model bisnis. Penciptaan yang terjadi sehabis proses self-disruption. Inovasi sarat dengan nuansa pembaharuan yang tak boleh mengabaikan nilai-nilai inti yang dihayati sebagai ruh bisnis. Kesalahan terbesar inovator yaitu menjadi rule breaker. Terlalu idealis, menjadi dekonstruktor yang skeptis dan ingin membongkar segalanya. Sikap demikian justru berpotensi membuat kekacauan. Inovasi bukanlah sebuah kebebasan, namun lebih pada upaya perbaikan yang dibatasi oleh visi dan tata nilai alasannya yaitu setiap bentuk penciptaan akan kembali pada hakikatnya, tujuan dan alasan mengapa ada.

3. Prinsip Memelihara (Nurture)
Dalam dua epos terbesar Hindu, Wisnu simbol pemeliharaan menjadi insan (avatara) dalam wujud Rama dan Khrisna. Tugasnya untuk menyeimbangkan kondisi dunia yang sedang tidak harmonis. Inovasi yang baru, telah tervalidasi, dan mempunyai prospek baik perlu dijaga keberlanjutannya. Lakukan monitoring dengan cermat dan segera lakukan koreksi kalau terjadi kesalahan. Lakukan iterasi terus-menerus secara lincah. Lakukan penyelarasan tanpa henti, baik terhadap produk maupun model bisnis. Demikianlah merawat penemuan dan keberlanjutan. Pada saatnya nanti, penemuan andal ketika ini akan menjadi usang, kadaluwarsa, dan tidak relevan dengan zaman. Saat menyadarinya, segera kembali pada prinsip melebur.

Demikianlah dasar berpikir siklus penemuan yang berkesinambungan. Semoga bermanfaat!

Sumber http://inspirasisolusibisnis.blogspot.com/