Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Tips Singkat Hidup Meditatif

pic: wikihow
Bagi sebagian besar orang, meditasi identik dengan posisi bersila lotus dengan tangan menyentuh lulut, kemudian bernafas dan berkonsentrasi. Benar, namun teknik tersebut hanyalah satu dari sekian banyak teknik bermeditasi. Sederhananya, meditasi yaitu sebuah upaya untuk meningkatkan kesadaran penuh (mindful) dalam segala kondisi, mengamati segala sesuatu tanpa penghakiman, menerima, dan kemudian melepaskannya. Tujuan alhasil yaitu pada contoh hidup meditatif, selama 24 jam, 7 hari, dan seterusnya. Orang jawa menyebutnya, eling lan waspada. Berbagai penelitian mengatakan imbas signifikan dari perilaku hidup demikian, menyerupai peningkatan konsentrasi, empati, fokus, kreatifitas, sampai produktivitas, menyerupai yang kerap dipopulerkan oleh perusahaan sekelas Google, Apple, atau 3M.

Bagaimana caranya?

Belajar dari banyak sekali guru yang baik, serta acuan yang berguna, saya mencoba merangkum 5 cara untuk menuju hidup meditatif, baik untuk kehidupan keluarga maupun karir.

1. Ucapkan mantra
Karena ucapan yaitu "doa", selalu awali hari dengan kata-kata nyata yang membantu meningkatkan gairah hidup, menyerupai saya bisa menuntaskan problem pekerjaan hari ini, saya akan tenang menghadapi ujian hari ini, atau perjalanan hari ini akan menyenangkan. Ucapkan dengan tenang. Anda sanggup mengawalinya dengan beberapa detik menyadari nafas sampai Anda benar-benar siap menyadari apa yang akan Anda ucapkan, dengan kayakinan tanpa obsesi.

2. Bersikap dan berbuat baik
Bagaimana perilaku orang pada kita, sangat ditentukan bagaimana perilaku kita pada mereka. Jadi, mulailah bersikap baik. Tidak perlu memperdebatkan, bagaimana bila orang masih tetap tidak bisa baik pada kita. Karena keikhlasan dalam bersikap dan berbuat baik tidak butuh alasan, tidak perlu menuntut pengembalian. Jangan terjebak pada manipulasi pikiran yang berpotensi menghancurkan mantra dan kedamaian Anda.

3. Amati tanpa menghakimi 
Dalam rutinitas kehidupan, Anda mulai lelah, sedih, bahkan murka menghadapi masalah? Ini yaitu hal yang wajar. Bukti bahwa kita manusia. Yang lebih penting yaitu bagaimana kita meresponnya. Sadari saja ketika badan dan jiwa Anda bergetar sebab emosi yang mulai memberontak keluar dari kandang. Tidak perlu dilekati atau dilawan sebab itu akan memicu problem baru. Ambil jarak diantaranya. Tidak perlu dihakimi baik atau tidak. Cukup sadari, kemudian lepaskan perlahan dalam hembusan nafas. Segera kembali pada batin yang murni, bersih, dan damai.

4. Yakini apa yang dilepas, akan diterima
Fisika mengajarkan aturan kekekalan enerji. Bahwa enerji yang dilepas akan kembali. Jika kita melepas kebaikan, kemudian akan memeroleh kebaikan. Juga sebaliknya. Poin ini sekaligus menjawab pertanyaan pada poin 2, bagaimana bila dikala kita berbuat baik, tapi orang membalas sebaliknya? Jika Anda masih mewaspadai dan mempertanyakan hal ini, berarti Anda belum benar-benar secara penuh melepaskan kebaikan. Masih ada sesuatu yang mengganjal, sebuah impian yang mengikat. Enerji bukan hanya tiba dan pergi, namun juga sanggup berubah wujud. Setiap kebaikan yang kita tanam akan berbuah. Buah yang datangnya dari mana saja, dalam wujud apa saja, dan dalam kurun waktu sesuai "jalan"nya. Maka, tulus dan bersabar saja.

5. Ambil waktu untuk olah raga
Hidup meditatif tidak lepas dari proses penyelarasan badan dan batin. Keduanya saling memengaruhi. Prioritaskan juga untuk mengolah tubuh, disamping mengolah rasa dan batin. Berikan waktu untuk diri (me time), melaksanakan apa yang menyenangkan dan menyehatkan tubuh. Olah raga rutin, tidak harus menghabiskan banyak waktu, cukup sering dan rutin saja. Tubuh yang bugar dan sehat sangat menunjang proses hidup meditatif. Otak selalu fresh dan bisa bekerja optimal. Sebaliknya, ketika badan kita lemah, lelah, sakit, lebih sulit bagi kita untuk menjaga pikiran/ batin tetap jernih. Yuk buat agenda olah raga mulai hari ini, prioritaskan!


Yah... beberapa jam lagi sudah Senin. Weekend sedang berlalu meyapa selamat tiba realita. Realita yang mungkin nampak tidak cukup menyenangkan. Para pekerja, menilik setumpuk dokumen, agenda rapat yang bakal melelahkan, kembali mengejar target, atau menghadapi rekan kerja yang menyebalkan. Para ibu rumah tangga, membayangkan usaha menembus kemacetan kemudian lintas antar-jemput belum dewasa sekolah, memasak, mempelajari seluruh catatan sekolah dan jadi "guru les" privat. Para siswa, momok tes, ujian mendadak, mengejar deadline skripsi, anggota kelompok yang semau gue, atau menghadapi dosen-dosen seleb yang dumeh.  


(Tarik dan hembuskan nafas... perhatikan beberapa saat) Tetap dalam posisi batin yang tenang, sekali lagi renungkan kelima tips di atas. Jika disingkat, jadi kata UBAYA, gampang diingat.

Selamat mencoba dan bahagia!

Sumber http://inspirasisolusibisnis.blogspot.com/