3 Alasan Mengapa Entrepreneur Perlu Pake Ribet Bikin Model Bisnis
Dalam sebuah training LastingLean, seorang pengusaha digital bertanya, "Pak, mengapa sih kita mesti repot bikin model bisnis, hitung indeks, dan lain-lain?" Ini ialah salah satu pertanyaan dasar terbaik yang saya jumpai yang mungkin sering menjadi pertanyaan di benak Anda, ngapain kita meribetkan diri dengan urusan perhitungan toh bisnis kita jalan terus, bayaran klien juga lancar. Yah... dapat jadi itu terjadi. Namun berapa banyak bisnis (khususnya kongsi) yang pada kesannya shutdown atau pecah kongsi sebab diributkan problem hitung-hitungan uang?
Business model merupakan salah satu prinsip penemuan aspek finansial dan akuntabilitas. Business model merupakan proses aliran dan perencanaan matang perihal roadmap dan milestone bisnis yang akan dijalani. Pakar-pakar bisnis mangibaratkannya dengan peta, kompas, buku panduan manual, atau alat pengendali. Tanpa perencanaan, panduan, dan pengendalian yang baik, sebuah bisnis tidak akan berjalan dengan baik. Dengan permodelan bisnis yang serius, sangat mungkin kinerja bisnis kita akan menjadi jauh lebih baik atau bahkan menghindari risiko konflik tanpa dasar. Saya mencatat 3 fungsi dasar mengapa kita perlu merancang model bisnis dengan matang:
1. Konsistensi
Business model membantu kita untuk tetap fokus dan konsisten dengan apa yang sudah direncanakan dari awal, terhadap visi dan pilihan strategis. Tanpa business model, bisnis akan berjalan mengalir, membuat keborosan, dan tim akan menghadapi kebingungan pengambilan keputusan, bahkan berjalan sendiri-sendiri sebab tidak adanya isyarat dan komitmen bersama secara tertulis.
2. Komitmen
Tanpa disadari, business model merupakan sebuah gentlemen agreement yang mengikat secara setiap anggota tim secara profesional. Business model merupakan komitmen yang memudahkan penyatuan orientasi setiap penggunaan resource (uang, tenaga, dan waktu).
3. Komunikator
Business model merupakan media komunikasi bisnis yang efektif. Kita dengan gampang berhadapan dengan stakeholder, kreditor, atau investor sebab kita mempunyai "bahasa" yang sama, yaitu bahasa bisnis. Sementara, salah satu kesalahan yang sering terjadi ialah pelaku bisnis memakai bahasa teknis (misalkan penggunaan software dan teknik rendering yang hebat) untuk menghadapi pebisnis. Hal ini menyerupai memakai bahasa Madura untuk berkomunikasi dengan orang Batak.
Semoga bermanfaat!
(Klik dan lihat permodelan bisnis sederhana LastingLean)
Sumber http://inspirasisolusibisnis.blogspot.com/
Business model merupakan salah satu prinsip penemuan aspek finansial dan akuntabilitas. Business model merupakan proses aliran dan perencanaan matang perihal roadmap dan milestone bisnis yang akan dijalani. Pakar-pakar bisnis mangibaratkannya dengan peta, kompas, buku panduan manual, atau alat pengendali. Tanpa perencanaan, panduan, dan pengendalian yang baik, sebuah bisnis tidak akan berjalan dengan baik. Dengan permodelan bisnis yang serius, sangat mungkin kinerja bisnis kita akan menjadi jauh lebih baik atau bahkan menghindari risiko konflik tanpa dasar. Saya mencatat 3 fungsi dasar mengapa kita perlu merancang model bisnis dengan matang:
1. Konsistensi
Business model membantu kita untuk tetap fokus dan konsisten dengan apa yang sudah direncanakan dari awal, terhadap visi dan pilihan strategis. Tanpa business model, bisnis akan berjalan mengalir, membuat keborosan, dan tim akan menghadapi kebingungan pengambilan keputusan, bahkan berjalan sendiri-sendiri sebab tidak adanya isyarat dan komitmen bersama secara tertulis.
2. Komitmen
Tanpa disadari, business model merupakan sebuah gentlemen agreement yang mengikat secara setiap anggota tim secara profesional. Business model merupakan komitmen yang memudahkan penyatuan orientasi setiap penggunaan resource (uang, tenaga, dan waktu).
3. Komunikator
Business model merupakan media komunikasi bisnis yang efektif. Kita dengan gampang berhadapan dengan stakeholder, kreditor, atau investor sebab kita mempunyai "bahasa" yang sama, yaitu bahasa bisnis. Sementara, salah satu kesalahan yang sering terjadi ialah pelaku bisnis memakai bahasa teknis (misalkan penggunaan software dan teknik rendering yang hebat) untuk menghadapi pebisnis. Hal ini menyerupai memakai bahasa Madura untuk berkomunikasi dengan orang Batak.
Semoga bermanfaat!
(Klik dan lihat permodelan bisnis sederhana LastingLean)
