American Dream: Mengakhiri Offshoring, Membangun Autobots
"If you're thinking of outsourcing/ offshoring as the most efficient procurement strategy, you are quite out of date"
Dalam The World is Flat, Thomas Friedman memperlihatkan visi besar perihal outsourcing dan offshoring sebagai pengaruh dari globalisasi. Menurutnya, pergeseran ini akan merubah tatanan model bisnis dunia. Negara besar menyerupai Amerika, Jepang, dan negara-negara Eropa tengah melemparkan proses produksi dan pekerjaan jasa mereka ke Asia, terutama China dan India.
Thesis ini diperkuat kembali dengan hadirnya A Whole New Mind karya Daniel Pink yang juga menegaskan perihal dominasi China dan India terhadap perekonomian dunia alasannya yaitu kiprahnya sebagai tujuan offshoring. Akibatnya, salah satu kiprah berat presiden Amerika Serikat yaitu menanggulangi duduk masalah pengangguran besar-besaran yang terjadi di sana. Kenyataan ini menjadi paradoks bagi negara-negara besar, khususnya Amerika. Di satu sisi, perusahaan ingin melaksanakan outsourcing/ offshoring dengan tujuan efisiensi besar-besarnya untuk mencapai kemakmuran yang makin besar pula. Di sisi lain, pengangguran mulai berkembang luas. Lapangan pekerjaan makin tertutup bagi pekerja Amerika.
Thesis ini diperkuat kembali dengan hadirnya A Whole New Mind karya Daniel Pink yang juga menegaskan perihal dominasi China dan India terhadap perekonomian dunia alasannya yaitu kiprahnya sebagai tujuan offshoring. Akibatnya, salah satu kiprah berat presiden Amerika Serikat yaitu menanggulangi duduk masalah pengangguran besar-besaran yang terjadi di sana. Kenyataan ini menjadi paradoks bagi negara-negara besar, khususnya Amerika. Di satu sisi, perusahaan ingin melaksanakan outsourcing/ offshoring dengan tujuan efisiensi besar-besarnya untuk mencapai kemakmuran yang makin besar pula. Di sisi lain, pengangguran mulai berkembang luas. Lapangan pekerjaan makin tertutup bagi pekerja Amerika.
Tanpa disadari secara penuh, proses transfer pengetahuan, teknologi, dan penemuan juga telah terjadi secara gratis ke China dan India, serta negara produsen lain. Mereka, khususnya China mulai membangun bran-bran sendiri yang siap bersaing berebut pasar dengan bran Amerika. Zhang Xin, ratu properti China dalam sebuah wawancara memprediksi bahwa suatu ketika China tidak lagi menjadi negara sasaran offshoring, bangsa China bukan lagi pekerja murahan, namun akan bangun dan sejajar dengan negara-negara penguasa dunia lainnya. Bahkan, belakang layar ketika ini para akademia India tengah sibuk membangun fokus penelitian bagi permodelan bisnis India yang terang tujuannya, untuk bersejajar dengan negara besar lain, menyerupai yang dituturkan oleh Ranjit Goswami, Dekan IMT Nagpur. Revolusi bisnis China dan India sangat identik dengan revolusi yang dilakukan Jepang sehabis revolusi Meiji. Mereka berawal dengan memposisikan diri sebagai negara penjiplak, pengembang tanpa henti, sampai balasannya menjadi negara “pencipta”.
Lalu, bagaimana dengan Amerika?
Amerika bukan negara newbie. Mereka tidak membisu saja. Rethink Robotics, salah satu perusahaan manufaktur pencipta robot di Boston telah setuju membangun The Dream of America dengan menarik kembali pekerjaan-pekerjaan yang telah dilemparkan ke negara lain. Mereka siap membangun pasukan autobot untuk mengurangi outsourcing dan offshoring. Baxter, salah satu robot ciptaan RR yang memiliki kepekaan dan kemampuan membaca dan menirukan gerakan fisik insan siap untuk menjiplak acara operasional rutin yang dilakukan secara otomatis, lebih stabil, cepat, dan efisien. Memang secara perhitungan, hal ini belum cukup mengembalikan lapangan kerja Amerika yang teralihkan. Namun setidaknya, pembangunan infrastruktur robot dibutuhkan akan mengembalikan peredaran kapital (termasuk resep intellectual capital) yang telah usang berpindah tangan. Selamat tiba di pergeseran masa baru, Autosourcing, sebuah masa yang sedang benar-benar serius berambisi menggantikan pekerjaan manusia.
Semoga bermanfaat! Sumber http://inspirasisolusibisnis.blogspot.com/
